Monday, February 15, 2010

Cerpen: Hikayat Sepatu Yang Tidak Terbuat Dari Kaca

Intro: Tulisan ini saya buat di Bulan Agustus 2009. Inspirasi cerita "Goblok2an" ini sepenuhnya dateng dari si Gendut. Di dalam cerita ini banyak banget kiasan2nya.
Kalau org yang tau gimana perjalanan kisah cinta sayah dengannya, pasti ngerti maksud dari penggalan2 cerita di bawah.

Sadly.. Akhir cerita di dunia nyatanya ga Happy Ending. Huhu.. Trus kenapa cerita ini saya angkat?
Bukan krn saya pgn inget2 lagi cerita saya sama si Gendut.. Tapi karena ini salah satu tulisan favorit saya. Tiap saya baca ulang rasanya kayak lagi makan marshmallow. Maniss.
Tapi berhubung saya sama gendut udah putus juga.. Jadi sekarang kalo saya baca, brasa kayak makan Marshmallow juga.. tapi yang udah expired. Hahaha!
Happy Reading and try the taste of an expired marshmallow. Hihihi.. Becanda ah...

Kisah ini bercerita tentang pertemuan dua insan manusia yang tak disengaja dan kemudian disatukan oleh what they all called "Love", but i prefer to call it "Fate".. Tsah.
Pada suatu masa di tengah hutan belantara hiduplah seorang gadis bersama dengan 3 kucingnya, Jolly, El Nino, dan Mas Broto. Mereka tinggal di sebuah pondok yang bernama pondok 1212.
Sebut saja nama gadis itu Cat Woman. Namun untuk mempersingkat namanya, sebut saja dengan Kat. (Kenapa saya namain dia Cat Woman? simpel aja sih jawaban sebenernya, karena ia tinggal bersama dengan kucing-kucing kesayangannya. Kalo ia tinggal bersama dengan buaya kesayangannya, saya akan menamainya Croc-Woman).

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, gadis itu pergi mengambil buah-buahan segar yang ada di hutan untuk kemudian dijualnya ke pasar. Dan pagi itu seperti biasanya, seusai mengambil buah-buahan segar Kat bersiap-siap pergi ke pasar yang berada di tengah kota.
Ia melangkahkan kaki di jalan setapak, menikmati hangatnya mentari yang menyapu wajahnya sambil sesekali menghirup udara segar. Terbawa perasaan, ia meloncat-loncat kecil sembari bersenandung.. Haaah.. Nikmehnya hidup ini..
Kemudian secara tiba-tiba, di hadapannya melintas sebuah kereta kuda yang dikemudikan dengan kencang.

Hampir saja kereta itu menabraknya jika saja pengemudi kereta tidak piawai dalam mengendarainya.
Kusir kereta kuda itu dengan segera menarik tali kekang sehingga kuda-kuda yang dipakai untuk menarik kereta tersebut berhenti tepat pada waktunya.
Kusir itu segera turun dari keretanya dan menghampiri gadis itu, "Kau terluka?" tanyanya. "Aku minta maaf. Aku sedang terburu-buru. Aku sedang mencari seorang gadis untuk dijodohkan dengan salah seorang sahabatku. Orangtuanya memaksanya untuk cepat-cepat menikah dengan wanita yang tak dicintainya."
"Oh.. Saya tidak apa-apa, tuan," Jawab gadis itu, "Namun, saya heran.. Kalau memang benar tuan sedang mencarikan gadis untuk dijodohkan dengan sahabat tuan, mengapa tuan repot-repot pergi ke hutan? Tidakkah lebih mudah mencari gadis di tengah kota?"
"Karena aku ingin sahabatku mendapatkan gadis yang istimewa. Dan menurut perasaanku, gadis itu tak dapat kutemukan di tengah kota," Jawab kusir itu sambil mengamati gadis yang berdiri di hadapannya. Gadis itu biasa-biasa saja.Tidak terlalu cantik namun senyumnya cukup manis dan ada sesuatu di sorot mata gadis itu yang membuatnya tak bisa berlama-lama menatapnya. Mungkin ia dapat kubawa ke kota untuk dijodohkan dengan sahabatku, pikirnya. "Omong-omong siapa namamu? Mengapa kau berada di tengah hutan sendirian?"
"Nama saya Kat, tuan. Saya memang tinggal di dekat sini." Gadis itu menatap tajam ke mata kusir kereta kuda yang hampir menabraknya. Ia merasa ada yang aneh di relung hatinya saat melihat ke dalam mata kusir itu. Perasaan hangat mengalir di jiwanya. Seperti mentega yang dipanaskan dan ditaruh di atas kue panekuk. Meleleh..! "Kalau saya boleh tahu, nama tuan sendiri siapa? Dilihat dari seragam tuan, sepertinya tuan bukan sekedar kusir kereta kuda?"
"Memang bukan. Aku salah satu penasihat kerajaan. Namaku Betmen." Jawab pria itu, "Hey, mungkinkah kau gadis yang kucari? Maukah kau ikut ke kota untuk kukenalkan dengan sahabatku?"
"Biasanya saya tak pernah berbicara dengan orang yang tak dikenal, tuan. Namun entah mengapa perasaan saya mengatakan tuan adalah orang yang baik dan saya memang sedang menuju ke kota untuk menjual buah-buahan segar. Baiklah. Saya akan ikut dengan tuan." Jawab Kat.
Dengan segera mereka berdua naik ke atas kereta kuda. Di atas kereta, Betmen dan Kat saling bertukar cerita mengenai latar belakang mereka. Tanpa disadari mereka berdua jatuh cinta.
Karena asyiknya bercerita, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah memasuki daerah terlarang di dalam hutan tersebut. Daerah dimana bila ada sepasang wanita dan laki-laki yang saling mencintai masuk kesana, maka kebanyakan dari kisah cinta mereka akan berakhir dengan menyakitkan, karena begitu mereka keluar dari hutan itu, salah satu dari mereka akan lupa akan rasa cintanya terhadap pasangannya.
Kat yang menyadari hal ini berkata, "Astaga, Betmen. Kita telah memasuki daerah terlarang di hutan ini. Apakah kau pernah mendengar cerita tentang daerah ini? Bila ada dua insan manusia yang saling mencintai masuk kemari, maka begitu mereka keluar dari hutan ini, salah satu dari mereka akan lupa akan rasa cintanya terhadap pasangannya." Kat panik.
(Ya iyalah. Kalo saya jadi Kat, saya juga panik. Trus kemudian saya marah-marah deh sama Betmen "Lo sih ngobrolnya seru banget. Gw jadi lupa deh ngingetin lo untuk ga milih jalur ini deh!")

Betmen terdiam sesaat, kemudian berkata, "Kat, pertemuan denganmu benar-benar tak direncanakan. Aku sendiri tidak menyangka kalau niat awalku yang ingin mencarikan jodoh sahabatku, malah berbalik mencintaimu. Aku percaya memang sudah begini jalan dariNya." Kata Betmen bijak. "FYI, aku juga ga bisa dibilang MT (baca: Makan Temen), karena logikanya kamu belum pernah bertemu dan mengenal temanku. Jadi seharusnya ga ada masalah kalau akhirnya kita saling mencintai satu sama lain. Ya, kan? Ya dongg.. Duh, cerdasnya aku.." Tambah Betmen membela diri. (Ck ck ck.. Dasar orang aneh).
"Tapi ak ga ingin cerita kita berakhir menyakitkan, Men.. Coba kita tadi ga lewat jalur ini", kata Kat dengan nada suara yang masih panik. Kat emang orangnya panikan. Sama pelupa juga kalo naro barang-barang.
"Gini, Kat-ku sayang... Yang sudah terjadi ga bisa lagi dirubah..," Ujar Betmen sambil menggenggam tangan Kat. Kat sedikit merasa tenang. "Yang bisa kita lakukan adalah mencari solusi bagaimana agar masing-masing dari kita dapat mengingat kembali rasa cinta kita sekeluarnya dari hutan ini."
"Mmm.. Bagaimana kalau kita bertukar barang? Barang yang dapat membuatku teringat akan rasa cintaku padamu, dan begitu pula denganmu." Usul Kat.
"Benar juga. Ah, pintarnya kamu Kat. Ga salah ak jatuh cinta padamu." Betmen mengulurkan cemeti yang sering digunakannya untuk mengendarai kereta kudanya. "Pegang ini. Sebenernya aku pengennya beliin kamu cincin. Tapi berhubung di tengah hutan ga ada toko cincin, kamu pegang aja cemeti kesayanganku. Sehingga bila nanti kau sampai lupa pada rasa cintamu dan kau melihat cemeti ini, kau akan ingat akan cintamu pada pria penunggang kereta kuda yang hampir saja menabrakmu."
Kat memeluk Betmen, "Saat ini aku tak punya apa-apa untuk diberikan padamu, Betmen.. Mau kasih buah2an, entar malah kamu makan. Hummm... Ini. Bawa saja sepatu coklatku ini. Di dalam sepatu ini, akan kutuliskan angka 1212, angka pondokku. Jadi bila kau sampai lupa pada rasa cintamu terhadapku dan melihat sepatu ini, mudah2an kau akan ingat pada gadis dari pondok 1212 yang sepatunya tertinggal di kereta ini."
They look at each other eyes n they kissed.. Aaah.. So sweeet..
Tak lama kemudian, sekeluarnya mereka dari hutan itu, hal yang dikuatirkan mereka berdua terjadi. Betmen lupa akan rasa cintanya terhadap Kat. Yang diingatnya adalah, ia membawa Kat untuk dijodohkan dengan sahabatnya. Dengan hati terluka dan menahan rasa cintanya, Kat berkata, "Tuan Betmen yang kuhormati aku minta maaf, namun kurasa aku tak dapat ikut untuk berkenalan dengan sahabatmu. Aku sudah terlebih dulu jatuh cinta pada pria lain. Terima kasih atas tumpangannya."
"Sayang sekali Kat. Namun cinta memang tak dapat dipaksakan. Baiklah, Kat. Aku mengerti. Senang bertemu denganmu." Ujar Betmen sambil melambaikan tangannya dan melanjutkan perjalanannya.
Keesokan harinya, saat adik Betmen sedang mencuci kereta kuda milik kakaknya, ia menemukan sepasang sepatu coklat yang bagian dalamnya bertuliskan angka 1212. Adiknya bertanya kepada Betmen, "Men, ada sepatu perempuan di kereta kudamu. Punya siapa?"
Betmen mengambil sepatu itu dan berusaha mengingat-ingat. Sepatu coklat dengan angka 1212 di bagian dalamnya, "Humm.. kmaren sih emang ada perempuan yang nebeng kereta kudaku sampai ke kota. Rumahnya di hutan. Tepatnya di pondok 1212. Mungkin sepatunya tak sengaja tertinggal. Baiklah. Nanti akan kukembalikan sepatu ini kepadanya."
Maka berangkatlah Betmen ke pondok 1212 tempat tinggal Kat. Kat sudah menunggu di depan pondoknya. Bersiap untuk pergi ke kota dan menjual buah segar hasil petikannya. "Aku tahu kau akan datang." Kata Kat.
"Tahu darimana kau, aku akan datang dan mengembalikan sepatumu yang tertinggal di keretaku?" Tanya Betmen heran.
"Karena memang sudah digariskan seperti itu." Jawab Kat sambil tersenyum. Gantian Betmen yang meleleh (Hehe. Biar adil. Gantian ngerasain melelehnya) "Boleh aku menumpang sampai ke kota?"
"Tentu saja boleh. Naiklah." Ajak Betmen. Di dalam perjalanan ke kota, mereka kembali bertukar cerita dan kembali jatuh cinta.
Begitu seterusnya kejadiannya. Cinta mereka selalu tumbuh kembali, bahkan bila mereka sudah melewati daerah terlarang di hutan itu selama puluhan kali.
Sejak saat itu, mereka tidak lagi merasa kuatir bila di tengah perjalanan mereka salah mengambil jalur dan masuk ke daerah terlarang.
Karena mereka tahu.. Bila sampai salah satu dari mereka lupa akan rasa cintanya, benda-benda yang saling mereka tukarkan tersebut akan selalu mengingatkan rasa cinta mereka terhadap pasangan mereka..
(I always wanted to wrote this)..... And they live happilly ever after :)

Humm. Ceritakonyol ini memang penuh kiasan yang aneh... Tapi saya suka. Hehehe.