Wednesday, March 6, 2019

Menyembuhkan Hati yang Terluka Akibat Dibohongi dengan 4 Cara Berikut

Apakah kamu pernah dibohongi oleh orang yang kamu anggap tidak akan mungkin menyakitimu? Sekecil apa pun kebohongannya tentu akan menorehkan luka di hati.
Bagi yang pernah mengalami hal yang sama, pasti bisa merasakan betapa sakitnya hatiku saat ini. Lalu, bagaimana caranya aku bisa menyembuhkan hati yang terluka?

1. Meratapi kesedihan merupakan awal untuk menyembuhkan hati yang terluka

Saat pertama kali mendapati Diaz masih menggunakan narkoba padahal ia sudah berjanji untuk menjauhinya, hatiku tersentak.
Dunia rasanya runtuh, pikiranku kalut. Bagaimana bisa? Teganya Diaz membohongiku lagi, pikirku.
Ku elus perutku. Kalau saja tak ada jabang bayi yang saat ini ada di dalam perutku, mungkin sudah terlontar kata 'cerai' tanpa pikir panjang.
Kata-kata maaf darinya bagaikan angin lalu buatku karena aku sudah larut dalam tangisanku sendiri. Kecewa tentu saja. Marah, sudah jelas. Teganya dia membohongiku lagi.
Padahal, janjinya yang terakhir adalah peganganku untuk mau berkomitmen melanjutkan pernikahan dan memiliki anak.
Semudah itukah ia mengingkari sesuatu yang ia ucapkan kepada orang yang dicintainya? Apa yang ada dalam pikirannya sewaktu memutuskan untuk mengingkarinya? Terlintaskah dalam pikirannya bahwa ini akan membuatku terluka?
Aku mengusirnya keluar. Rasanya aku sudah tak sanggup lagi melihat wajahnya. Ku tenggelamkan diriku dalam kesedihan. Ku biarkan air mataku keluar sampai tak bersisa. Ku nikmati setiap sengal napas yang membuat sesak dadaku.
Jika rasa sesak ini bisa membuatku mati saat itu juga, biarlah. Mungkin ini sudah jalannya.

2. Berbicara kepada orang lain membantuku mengobati luka di hati

[caption id="" align="alignnone" width="1000"]man smiling sitting in front teal teacup Berkonsultasi dengan psikolog untuk menyembuhkan hati yang terluka (Photo by rawpixel on Unsplash)[/caption]Setelah puas menangis dan tak tahu lagi harus apa dan bagaimana cara menyembuhkan hati yang terlukan ini, aku seperti tersadarkan kembali lewat sebuah tendangan kecil di perutku.
Anakku, maafkan ibumu. Hari itu aku berjanji pada anakku untuk tak membiarkan seorang pun melukainya dengan kebohongan dan tindakan negatif yang dapat berdampak buruk untuknya.
Ku putuskan untuk membicarakan ini dengan seseorang. Awalnya bukan dengan keluargaku. Bukan apa-apa. Aku hanya tak ingin membebani pikiran ayah dengan permasalahan pribadiku. Hatinya pasti akan jauh lebih tersakiti dariku.
Tidak juga ke sahabatku. Karena aku tahu, rasa sayang mereka yang besar kepadaku malah akan membuat mereka bersikap berat sebelah.
Setelah mempertimbangkan beberapa hal, aku memutuskan untuk memulai sesi konseling ke psikolog melalui aplikasi Riliv yang memungkinkanku untuk konsultasi ke psikolog berlisensi mengenai masalah rumah tanggaku.
Berbicara kepada ahli membantuku untuk menentukan keputusan yang ku ambil. Semua memang bergantung kepadaku. Opsi-opsi kami diskusikan satu persatu, beserta dampaknya bagiku dan anakku kelak.

3. Menyembuhkan hati yang terluka dengan fokus pada diri sendiri

Salah satu dampak positif dari konseling dengan psikolog juga membantu menyembuhkan hati yang terluka.
Aku jadi lebih tenang dan fokus pada kehamilanku. Prioritasku kini adalah kesehatan mentalku yang secara tidak langsung mempengaruhi jabang bayi di perutku.
Aku rutin melakukan olahraga ringan, mengatur makanan yang nutrisinya baik untukku dan anakku, serta rutin melakukan meditasi yang juga tersedia di aplikasi Riliv.
Aku menyadari bahwa jika bukan kita yang peduli akan kesehatan mental kita, lalu siapa lagi?

4. Pada akhirnya, sang waktu yang akan menyembuhkan hati yang terluka

[caption id="" align="alignnone" width="1000"]man hugging woman near mountain Waktu telah menyembuhkan luka di hatiku (Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash)[/caption]Ku putuskan untuk memberikan Diaz kesempatan lagi. Bagaimana pun dia adalah ayah dari anak yang ku kandung. Tentunya, dengan kesepakatan bersama.
Meskipun awalnya tidak mudah, namun seiring waktu dengan Diaz menunjukkan kesungguhannya memperbaiki diri, kepercayaanku tumbuh kembali.
Secara perlahan, waktu juga membantuku menghapus ingatan tentang kesalahan yang dibuatnya. Aku bisa berdamai dengan diriku sendiri. Kami bersama-sama membuka lembaran baru dalam kehidupan kami. Semoga kali ini, untuk selamanya.
Referensi:
  1. https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3809234/4-cara-kalem-menyembuhkan-hati-yang-luka-karena-putus-cinta
Sri Resy Khrisnawati. Having 100 dreams and 1001% faith it will come true before her dying day.

No comments:

Post a Comment