Wednesday, March 6, 2019

Pentingnya Kesehatan Mental di Awal Lima Tahun Pernikahan

Kulihat kalendar di depanku. Sehari menjelang ulang tahun pernikahanku dan Mezza. Rasanya waktu berlalu dengan cepat. Mungkin bagi orang lain pernikahan kami masih seumur jagung. Namun bagi kami, lima tahun pernikahan ini mengajarkan kami banyak hal.
Kata orang lima tahun pertama dalam pernikahan adalah masa rawan perpisahan. Betapa tidak? Menyatukan dua insan manusia dengan ego dan kepribadian yang berbeda bukanlah hal mudah.
Perbedaan kebiasaan yang terlihat lucu sewaktu pacaran, bisa menjadi pemicu pertengkaran. Belum lagi masalah keuangan, adaptasi dengan mertua, cepat atau tidaknya mendapat keturunan.

Lima tahun pernikahan mengajarkan saya bahwa cinta dalam pernikahan merupakan kata kerja

Dalam cinta dan pernikahan, aku belajar bahwa mendapatkan itu tak semudah mempertahankan. Ketika berniat menikah, rasanya semua mudah dan indah.
Di tahun awal pernikahan kami belajar mengenai keterbukaan finansial serta menyamakan pandangan tentang tujuan hidup.
Proses pembelajaran ini harus dilakukan oleh dua pihak. Selama tujuannya adalah untuk kebaikan keluarga, kami coba mencari jalan tengah meskipun prosesnya tak selalu mudah.
Berdasarkan pengalaman, semakin banyak ketidakcocokan dalam proses menyamakan pandangan dapat menyebabkan pudarnya perasaan cinta pada pasangan.
Kalau sudah begitu, biasanya kami sama-sama berusaha mengembalikan rasa cinta seperti di awal pernikahan.
Kami berdua sadar bahwa rasa cinta adalah sesuatu yang harus terus dijaga, baik itu dalam bentuk kalimat sayang, perhatian kecil namun romantis, maupun aktivitas yang dilakukan berdua, seperti: makan malam, nonton atau liburan.

Source: Google Image

Usaha menjaga kesehatan mental di awal lima tahun pernikahan dimulai dengan: Komitmen

Menurut kami dalam mempertahankan rasa cinta sekaligus kesehatan mental di lima tahun pernikahan, yang pertama kali dibutuhkan adalah komitmen dari dua belah pihak. Komitmen untuk menjalani hidup bersama sampai maut memisahkan.
Komitmen untuk menghormati dan menjaga perasaan pasangan. Komitmen untuk berusaha menyatukan suara meskipun terdapat perbedaan.
Ketika dihadapkan pada suatu masalah, komitmen pada pernikahan ini yang nantinya akan mengembalikan kami pada tujuan awal pernikahan.
Komitmen juga mengingatkan pada tujuan awal kami menikah, untuk mengarungi kehidupan bersama sampai maut memisahkan dalam duka maupun suka.
[caption id="attachment_4848" align="aligncenter" width="600"]Membina Rumah Tangga (Photo by Anthony Tran on Unsplash)[/caption]

Komunikasi memiliki peranan penting untuk menjaga keharmonisan keluarga

Komunikasi adalah salah satu kebutuhan dasar dalam pernikahan. Tanpa komunikasi, mungkin suamiku tak akan tahu bahwa aku baru saja mengalami hari yang buruk dan membutuhkan bahunya sejenak untuk bersandar.
Se-simple itu namun nyatanya komunikasilah yang seringkali menjadi penyebab perceraian.
Komunikasi bukan hanya mengemukakan pendapat, tapi juga membutuhkan keahlian mendengar.
Mengutarakan apa yang ada di pikiran dan hati bagi sebagian orang bukan hal yang mudah. Namun ternyata mendengarkan pasangan jauh lebih sulit lagi.
Terkadang jika sampai pada situasi yang amat pelik dimana kami sama-sama merasa tidak menemukan solusi, berbicara pada orang lain adalah salah satu langkah yang tepat.
Bicara ke orang terdekat seperti sahabat atau saudara bisa membantu, namun kadang juga bisa membawa dampak yang kurang baik bila orang tersebut tidak obyektif saat memberikan saran.
[caption id="attachment_4487" align="aligncenter" width="960"] (Source: Pixabay)[/caption]Alangkah lebih baik jika kita bisa bicara kepada orang yang memiliki keahlian seperti psikolog profesional seperti yang dapat kamu temui di Riliv, aplikasi yang memungkinkanku untuk konseling dengan psikolog berlisensi melalui media chat.
Melalui Riliv, konseling bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Psikolog akan membantu dalam mengurai masalah pernikahan yang kuhadapi dan mencari cara untuk memperbaikinya sehingga kesehatan mentalku senantiasa terjaga. Begitu pula dengan keharmonisan rumah tangga kami. Tertarik untuk mencoba?
Referensi:
  1. http://www.google.com/amp/s/m.fimela.com/amp/3809942/5-alasan-mengapa-5-tahun-pertama-pernikahan-hubungan-bisa-jadi-rawan?espv=1
Sri Resy Khrisnawati. Having 100 dreams and 1001% faith it will come true before her dying day.

No comments:

Post a Comment