Wednesday, March 6, 2019

4 Tindakan Yang Mempererat Hubungan Ibu dan Anak. Pengaruhnya Besar Untuk Anak, Lho!

Salah satu yang menentukan kualitas hidup anak saat dewasa dapat ditentukan dari baik atau tidaknya hubungan ibu dan anak. Kita sebagai ibu tentunya ingin memberikan yang terbaik kan, Dear?
Terlepas bagaimana usaha kita untuk menjadi ibu yang baik, seorang ibu juga manusia yang tak luput dari salah. Tanpa kita sadari, beberapa tindakan yang biasa ibu lakukan sehari-hari dapat menyebabkan buruknya kualitas hubungan ibu dan anak.
Tentunya secara tidak langsung ini juga berpengaruh pada kesehatan mental mereka. Cari tahu yuk, apa saja sih tindakan yang harus kita jadikan kebiasaan agar hubungan kita dan anak lebih berkualitas!

Hubungan ibu dan anak terjalin dengan baik jika ada komunikasi yang lancar

Seringkali kita sibuk di kantor atau terlibat dalam aktivitas sehari-sehari, seperti memasak dan bersih-bersih rumah. Di sela-sela waktu tersebut, usahakan untuk selalu menyempatkan berkomunikasi kepada anak.
Berbagi cerita tentang apa yang sudah atau apa yang akan kita lakukan, serta mendengarkan cerita mereka adalah salah satu cara mempererat hubungan.
Berusahalah terbuka dan santai dalam menjalin komunikasi dengan anak, agar mereka juga dapat membuka diri kepada kita. Jika anak terbiasa bercerita kepada ibunya, kita juga bisa memantau perkembangan kesehatan mental tanpa anak merasa diawasi berlebihan. 

Cobalah menaruh perhatian kepada kehidupan anak

[caption id="attachment_5209" align="aligncenter" width="1323"] Photo by Robert Collins on Unsplash[/caption]Mungkin terlihat sepele bagaimana mereka ingin rambut mereka terurai atau diikat. Bagaimana mereka lebih memilih sepatu sneakers dibanding pantofel.
Tapi jangan terlihat meremehkan kegalauan hati mereka. Berikanlah perhatian pada apa yang mengganggu pikiran mereka. Berikanlah saran namun percayakan untuk mengambil keputusannya sendiri. 

Izinkan mereka membantu, agar mereka merasa dipercaya dan dilibatkan

Terkadang bantuan mereka belum tentu mempercepat dan mempermudah, namun berikanlah mereka pengalaman itu. Anak akan merasa dibutuhkan dan banyak belajar dari kesalahan yang mungkin dibuat. Ini juga akan membuatnya belajar mandiri dan tidak terlalu bergantung pada kita.

Jangan bereaksi negatif terhadap rasa marah yang diungkapkan anak

Jika ada kejadian yang membuat anak meluapkan emosinya, tahan diri untuk tidak membalasnya dengan cara yang sama. Tetap tenang, kalau perlu ambil waktu sebentar sampai pikiran kembali jernih dan siap menghadapi mereka kembali.
Bagaimanapun kita adalah ibu dan mereka adalah anak kita. Menghadapi mereka dengan emosi kemungkinan malah akan membuat mereka merasa tidak hormat. Tentu kita juga tidak mau anak tidak hormat kepada orang tua kan, Dear? Lagipula sekarang sudah ada aplikasi Riliv yang memungkinkan kita untuk konsultasi kepada psikolog atas masalah yang kita hadapi atau sekedar menggunakan fitur meditasi yang ada di aplikasi tersebut agar pikiran kita tenang.

Berikan anak waktu untuk meredakan emosi sesaat mereka, lalu cobalah untuk menempatkan posisi kita sebagai mereka. Setelah itu bersama-sama pikirkan solusi terbaiknya.
Anak biasanya menjadikan orang tuanya sebagai panutan. Tentu kita juga ingin hubungan kita dan anak memberikan pengaruh positif untuk perkembangan dan kesehatan mental anak ya, Dear?
Referensi:
  1. https://www/idntimes.com/life/family/fera/6-hal-perusak-hubunga-ibu-dan-anak-yang-tak-disadari-millenials
Sri Resy Khrisnawati. Having 100 dreams and 1001% faith it will come true before her dying day.

No comments:

Post a Comment