Wednesday, March 6, 2019

Tidak Cerai Karena Anak: Apakah Ini Keputusan Yang Tepat?

Dear, apapun masalah yang terjadi di antara suami dan istri, sebaiknya memang tidak melibatkan dan melukai perasaan anak. Maka dari itu cukup banyak pasangan suami istri yang memutuskan untuk tidak cerai karena anak.
Keharmonisan perkawinan memang suatu yang harus diusahakan dan dipertahankan. Usaha ini datang dari dua belah pihak. Apabila kamu dan pasangan sudah berusaha sekuat tenaga mempertahankan namun perkawinan tak lagi harmonis, apakah bijak bila terus bertahan demi anak?

Depresi orang tua yang memutuskan tidak cerai karena anak dapat dirasakan dan menular kepada anak

Bertahan dalam perkawinan yang tidak bahagia biasanya bertujuan agar si anak bahagia memiliki orang tua yang lengkap. Namun semakin besar anak, pasti dapat merasakan bahwa orang tuanya tidak bahagia.
Pola asuh dari orang tua yang tidak bahagia dapat mengakibatkan beberapa masalah emosi dan rendahnya rasa percaya diri pada anak. Hal ini tentu akan mempengaruhi pandangan tentang perkawinan dan kesehatan mental si anak kelak.
[caption id="attachment_5438" align="aligncenter" width="1351"]menjalin hubungan dengan mantan pacar, jangan bersahabat dengan mantan pacar, move on dari mantan (Photo by Mattheus Ferrero on Unsplash)[/caption]

Lebih baik mana: Bebas tapi penuh perjuangan atau terperangkap dalam perkawinan semu? 

Pada awalnya, sebuah perpisahan pasti akan melukai setidaknya satu orang. Namun jika perpisahan sudah dipikirkan matang-matang baik buruknya, untuk jangka panjang bisa mengurangi jumlah orang yang terluka.
Awal yang baru mungkin penuh perjuangan, namun dengan memilih untuk pergi dari zona nyaman dapat membuka peluang hidup yang lebih baik dibanding diam di tempat yang sudah jelas tidak memberikan kebahagiaan.

Pura-pura bahagia bisa bikin kesehatan mentalmu terganggu

Kamu bisa saja pura-pura bahagia di depan anak. Tapi sampai kapan? Pasti ada saat dimana kamu tidak kuat dan memperlihatkan rasa tidak bahagia-mu.
Berpura-pura semua baik-baik saja membutuhkan energi yang amat besar dan dapat mempengaruhi kesehatan mentalmu. Jika dibiarkan berlarut-larut kamu bisa mengalami stres berat. Kesehatan mental dan fisikmu dapat terganggu. Tentu kamu tidak mau itu terjadi kan, Dear?
Beban ini dapat berkurang dengan menceritakan permasalahanmu ini kepada orang lain. Bisa kepada teman dekat ataupun kepada psikolog.
[caption id="attachment_5269" align="aligncenter" width="750"]couple sitting down, memberi hadiah untuk suami, kado valentine's day untuk suami, hadiah hari kasih sayang untuk suami (Photo by freestocks.org on Unsplash)[/caption]Bagi sebagian besar orang, menceritakan permasalahan rumah tangga kepada orang lain memang tidak mudah. Apalagi kepada orang yang kita belum kenal seperti psikolog.
Namun dengan aplikasi Riliv, kita dapat lakukan konseling ke psikolog berlisensi tanpa harus melakukan tatap muka. Ini memudahkan bagi orang yang masih bingung untuk mengungkapkan permasalahan rumah tangganya. Dengan Riliv, kerahasiaan setiap ceritapun terjamin. Jadi jangan ragu lagi untuk menceritakan masalahmu ya, Dear!
Referensi:
  1. https://id.theasianparent.com/menolak-bercerai-demi-anak
Sri Resy Khrisnawati. Having 100 dreams and 1001% faith it will come true before her dying day.

No comments:

Post a Comment